Artikel tentang: Surat Berharga Negara (SBN)

Perbedaan SBN dan Reksa Dana Obligasi

Berikut beberapa perbedaan antara Surat Berharga Negara (SBN) dan Reksa Dana Obligasi:



Penerbit

SBN merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah. Jadi pada saat membeli SBN, maka artinya kamu memberikan dana pinjaman pemerintah, sementara Reksa Dana pendapatan tetap merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh perusahaan Manajer Investasi, yang di dalamnya terdiri dari efek-efek obligasi.

Waktu dan tempat pembelian

Kamu dapat membeli SBN yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia pada masa penawaran perdana secara online atau melalui mitra distribusi, dan masa penjualan kembali (pencairan) pada waktu yang sudah di tentukan sesuai Memorandum Informasi. Sementara Reksa Dana pendapatan tetap bisa dibeli kapan pun, melalui Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana.

Pajak

Untuk setiap pembelian SBN, pemerintah akan mengenakan pajak 10% dari kupon yang diterima investor. Adapun pada Reksa Dana pendapatan tetap, bunga obligasi dibebaskan dari pajak.

Keuntungan investasi

SBN akan membayarkan kupon (bunga) secara berkala dan pemerintah akan melunasi saat SBN jatuh tempo. Angkanya sudah ditentukan di awal. Berbeda dengan Reksa Dana pendapatan tetap, produk ini akan memberikan hasil fluktuatif sesuai dengan kondisi pasar.

Tingkat risiko

Pada SBN, ada jaminan dari pemerintah RI sampai Rp3 miliar. Sehingga bisa dikatakan bahwa tingkat risikonya rendah. Investasi pada Reksa Dana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah. Investasi di Reksa Dana pendapatan tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi global dan nasional yang akan memengaruhi tingkat suku bunga perbankan.

Diperbarui pada: 21/09/2023

Apakah artikel ini berguna?

Bagikan umpan balik Anda

Membatalkan

Terima kasih!