Performa Portofolio Saya di Bibit

Apakah itu Performa Portofolio?



Performa Portofolio adalah laporan investasi yang Bibit hadirkan untuk kamu yang ingin melihat kinerja Manajer Investasi mengelola dana kamu secara keseluruhan.

Pada laporan ini, kamu dapat melihat grafik pergerakan nilai investasi dalam periode tertentu, ringkasan portofolio, hingga alokasi investasi.



Bagaimana cara melihat Performa Portofolio saya?



Untuk dapat melihat Performa Portofolio, kamu perlu bertransaksi setidaknya 4 kali atau telah berinvestasi di Bibit selama 1 bulan sejak transaksi pertama.

Jika telah memenuhi kriteria, masuk ke tab Portofolio, kemudian klik pada bagian di pojok kanan atas, lalu klik Lihat Performa Portofolio.



Bagaimana cara melihat Performa Portofolio pada periode tertentu?



Grafik pergerakan nilai investasi kamu dapat dilihat berdasarkan periode tertentu seperti 1 hari, 1 bulan, 3 bulan, tahun ini, 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, hingga seluruh periode.

Untuk melihat dalam periode tertentu, kamu hanya perlu memilih filter yang telah tersedia di grafik pergerakan nilai investasi. Periode lainnya akan tampil setelah data telah tersedia.



Apakah itu Ringkasan Portofolio?



Ringkasan portofolio merangkum semua aktivitas investasi kamu sejak pertama kali transaksi pertama di Bibit hingga saat ini.

Pada ringkasan portofolio, kamu dapat melihat modal investasi yang kamu tanam di Bibit saat ini, total keuntungan terealisasi yang didapatkan setelah penjualan unit reksadana, total pembelian sejak investasi pertama di Bibit dan total penjualan sejak penjualan pertama di Bibit.



Apakah itu Alokasi Portofolio?



Alokasi Portofolio menggambarkan besaran alokasi investasi kamu secara keseluruhan di setiap tipe reksadana, mulai dari Pasar Uang, Obligasi, Saham dan Lainnya (misalnya: Reksadana Campuran).



Bagaimana cara menghitung Keuntungan Terealisasi?





Keuntungan terealisasi adalah jumlah keuntungan/kerugian yang telah kamu dapatkan setelah penjualan unit reksadana. Keuntungan/kerugian yang didapatkan dari transaksi switching juga akan di akumulasikan disini.

Untuk lebih jelasnya, mari lihat contoh simulasi berikut ini.

Pada bulan Januari, Andi melakukan pembelian reksadana A sebesar Rp1,000,000. Pada saat itu NAV reksadana A adalah Rp100, maka dari itu ia mendapatkan 10,000 unit reksadana A. 3 bulan berikutnya, yakni April Andi kembali melakukan pembelian reksadana yang NAV nya sudah naik menjadi Rp120 dengan dana sebesar Rp2,000,000. Alhasil dia mendapatkan unit sebanyak 16,667 unit. Setelah 1 tahun, Andi memutuskan untuk menjual sebagian reksadananya, yakni sebanyak 8,000 unit. Karena pada saat itu NAV reksadana A adalah Rp150, maka dia menerima Rp1,200,000 dari transaksi penjualan tersebut.

Berapa keuntungan terealisasi yang didapatkan Andi?

Dari cerita diatas dapat dilihat total unit yang dimiliki Andi setelah melakukan pembelian 2 kali adalah 26,667 (10,000 + 16,667).
Rata-rata harga NAV yang diperoleh adalah Rp112,5 ((100 x 10,000) + (120 x 16,667) / 26,667).
Modal yang dikeluarkan Andi untuk 8,000 unit adalah Rp900,000 (112,5 x 8,000).
Maka dari itu, keuntungan terealisasi yang didapatkan Andi adalah sebesar Rp300,000 (Rp1,200,000 - Rp900,000).

Bagaimana cara menghitung kenaikan / penurunan nilai investasi?





Kenaikan / penurunan nilai investasi dihitung berdasarkan perkembangan keuntungan investasi pada periode yang dipilih.

Untuk lebih jelasnya, mari lihat contoh simulasi berikut ini.

Budi mulai berinvestasi di Bibit pada bulan Januari dan membeli reksadana senilai Rp10,000,000.
Setelah 3 bulan, Budi memantau portofolio nya dan nilai investasinya berkembang menjadi Rp10,100,000 (keuntungan yang didapat sebesar Rp100,000).
Bulan berikutnya, Budi kembali memantau portofolio nya dan kini telah berkembang lagi menjadi Rp10,300,000 (keuntungan yang didapat sebesar Rp300,000).
Artinya ada kenaikan keuntungan sebesar Rp200,000 dalam 1 bulan terakhir (didapatkan dari Rp300,000 - Rp100,000). Rp200,000 ini merupakan 2% dari modal investasi Rp10,000,000.

Reksadana USD



Semua reksadana USD akan dikonversikan menjadi rupiah berdasarkan kurs saat pembelian (untuk harga beli) dan kurs saat penjualan (untuk harga jual) dengan menggunakan acuan kurs pada Bank BCA. Sehingga akan ada kemungkinan selisih apabila waktu pencairan dana dari bank penampung terlambat atau menggunakan acuan kurs selain dari Bank BCA.

Diperbarui pada: 26/09/2023

Apakah artikel ini berguna?

Bagikan umpan balik Anda

Membatalkan

Terima kasih!